Jumat, 14 November 2014

spesifikasi lengkap dan harga zenfone 5 tebaru 2014

spesifikasi lengkap dan harga zenfone 5
Asus Zenfone 5 merupakan satu dari trio smartphone yang sudah diumumkan akan dirilis di tahun 2014 oleh CES. Berbekal prosesor intel x86 atom yang menjadi motornya, bisa dikatakan ia punya kinerja yang menjanjikan. Asus Zenfone 5 dilengkapi dengan layar ukuran 5 inchi, 720 pixel, dual core intel atom Z2560, RAM 2GB, kamera 8 megapixel, dan masih banyak lagi spesifikasi asus zenfone yang cukup menjanjikan. Selain itu salah satu kelebihan dari asus zenfone 5 adalah dari segi desainnya. Handphone ini punya bentuk dan tampilan yang sederhana namun punya kesan elegan. Ia punya sabuk loga yang mengitari tubuhnya yang menjadikannya sangat elegan. Ketebalan yang cukup tipis mampu meninggalkan kesan kuno dan memunculkan kesan modern. Jika anda penasaran dengan spesifikasi lengkap dan harga zenfone 5 ini berikut kami berikan informasi lengkapnya.
Spesifikasi asus zenfone 5
Asus Zenfone 5 Warna Gold

Spesifikasi dan Harga Asus Zenfone 5

spesifikasi umumSpek Umum2G Network:GSM 850 / 900 / 1800 / 1900
3G Network:HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100
SIM:Dual SIM (Micro-SIM, dual stand-by)
Diumumkan:2014, January
Status:Tersedia, rilis di pasar pertama kali april 2014
bodi dan spesifikasiBodi HPDimensi:148.2 x 72.8 x 5.5-10.3
Berat:145 g (5.11 oz)
layarLayarTipe Layar:IPS capacitive touchscreen, 16 Juta Warna
Ukuran Layar:720 x 1280 pixels, 5.0 inchi
Multi sentuh:Ada
Pelindung Layar:Corning Gorilla Glass 3
suaraSuaraTipe Alert:Vibration, MP3 ringtones
Loudspeaker:Ada
3.5mm jack:Ada
memoriMemoriSlot Kartu Memori:microSD, up to 64 GB
Memori Internal:8/16 GB, 1/2 GB RAM
dataDataGPRS:Ada
EDGE:Ada
Speed:HSDPA, 42.2 Mbps; HSUPA, 5.76 Mbps
WLAN:Wi-Fi 802.11 b/g/n, Wi-Fi Direct, Wi-Fi hotspot
Bluetooth:v4.0, A2DP, EDR
USB:microUSB v2.0
kameraKameraUtama:8 MP, 3264 x 2448 pixels, autofocus, LED flash
Fitur Kamera:Geo-tagging
Video:1080p@30fps
Kamera Depan:2 MP
fiturFiturSistem Operasi:Android OS, v4.3 (Jelly Bean), upgradable to v4.4.2 (KitKat)
Chipset:Intel Atom Z2580/ Z2560
Prosesor:Dual-core 2 GHz (Z2580)/ 1.6 GHz (Z2560)
Prosesor Grafis:PowerVR SGX544MP2
Sensor:Accelerometer, proximity, compass
Pesan:SMS(threaded view), MMS, Email, Push Email, IM
Browser:HTML
Radio:FM radio
GPS:Yes, with A-GPS, GLONASS
Java:Yes, via Java MIDP emulator
Warna:Hitam Krokoal, Putih Mutiara, Merah Cherry, Emas, Ungu\
- SNS integration
- MP3/WAV/eAAC+ player
- MP4/H.264/H.263 player
- Organizer
- Document viewer
- Photo viewer/editor
- Voice memo/dial
- Predictive text input
bateraiBateraiTipe Baterai:Non-removable Li-Po 2110 mAh battery
Stand-by:(2G) / bisa sampai dengan 353 Jam (3G)
Talk time:(2G) / bisa sampai dengan 18,5 jam (3G)
hargaHarga01 Agustus 2014:Rp2.400.000
Secara keseluruhan, ASUS Zenfone 5 adalah smartphne yang cukup baik dan handal. Desainnya bagus, layarnya cantik, dan punya kinerja yang mumpuni. Bahkan untuk user interface ia bisa dibilang lebih baik dari android.
Namun demikian ada beberapa kekurangan asus zenfone 5 seperti bezel yang cukup besar, tidak ada backlight untuk tombol navigasi, kapasitas penyimpanan rendah. Sampai saat ini harga Asus Zenfone 5masih dibanderol di kisaran 2,4 juta. Jangan lupa baca juga ulasan menarik tentang ASUS ZENFONE 4.

Selasa, 18 September 2012

jalan menuju surga


Kirim Print
Dari Abdullah Jabir bin Abdillah Al-Anshari r.a. bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw.: “Bagaimana pendapatmu jika aku melaksanakan shalat-shalat fardhu, berpuasa di bulan ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram serta aku tidak menambah dengan sesuatu apapun selain itu, apakah (dengan hal tersebut) bisa menjadikan aku masuk surga?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)
Tarjamatur Rawi
· Jabir bin Abdillah bin Amru bin Haram
Beliau adalah Jabir bin Abdillah bin Amru bin Haram Abu Abdillah Al-Anshari, salah seorang sahabat Rasulullah saw. Tinggal di Madinah dan wafat pula di Madinah pada tahun 78 H. Beliau termasuk sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits Rasulullah saw. Tercatat hadits riwayat beliau sekitar 1.540-an hadits. Beliau juga termasuk sahabat terakhir yang wafat di Madinah. Beliau wafat dalam usia 94 tahun.
· Abu Al-Zubair
Beliau adalah Muhammad bin Muslim Abu Al-Zubair Al-Azady, salah seorang di bawah wushta minat tabiin. Wafat tahun 136 H. Beliau mengambil hadits dari sahabat dan juga dari tabiin, di antaranya adalah Anas bin Malik, Aisyah ra, Umar bin Khatab, Abdullah bin Umar bin Khatab, Abdullah bin Zubair, Ibnu Abbas, dan Thawus bin Kaisan. Sedangkan murid-murid beliau adalah Hammad bin Salamah bin Dinar, Sufyan bin Uyainah, Sulaiman bin Mihran, Syu’bah bin Hajjaj, dan Malik bin Anas. Adapun dalam derajat jarh wa ta’dil-nya, sebagian mengkategorikannya tisqah, sebagian lainnya shaduq. Ibnu Hajar Al-Atsqalani mengkategorikan beliau sebagai Shaduq.
· Ma’qil bin Ubaidillah
Beliau adalah Ma’qil bin Ubaidillah, Abu Abdullah Al-Harani Al-Abasy, salah seorang Atba’ Tabiin. Wafat pada tahun 166 H. Beliau mengambil hadits di antaranya dari Atha’ bin Abi Ribah, Ikrimah bin Khalid, Amru bin Dinar, dan Ibnu Syihab Al-Zuhri. Sedangkan murid-muridnya adalah Makhlad bin Yazid, Muhammad bin Abdullah bin Zubair bin Umar bin Dirham, dan Abdullah Muhammad bin Ali bin Nufail. Dalam jarh wa ta’dil beliau dikategorikan sebagai shoduq.
Gambaran Umum Tentang Hadits
Para ulama hadits mengemukakan bahwa hadits ini memberikan gambaran penting tentang kaidah beramal secara umum dalam Islam. Oleh karenanya sebagian bahkan mengatakan bahwa hadits ini mencakup seluruh ajaran Islam. Kaidah yang digambarkan hadits ini adalah bahwa sesungguhnya segala “amal perbuatan” itu boleh dilaksanakan selagi terpatri dengan kewajiban-kewajiban syariat serta tidak melanggar prinsip umum hukum Islam, yaitu menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.
Terkait dengan hal ini, ulama ushul fiqh bahkan memberikan satu kaidah tersendiri mengenai “bolehnya” melakukan segala perbuatan dalam muamalah dengan kaidah: Hukum asal dalam bermuamalah adalah “boleh”, kecuali ada dalil yang melarang perbuatan tersebut.
Makna Hadits
Hadits ini memberikan gambaran sederhana mengenai cara untuk masuk ke dalam surga. Dikisahkan bahwa seseorang sahabat (dalam riwayat lain disebutkan bahwa sahabat ini adalah An-Nu’man bin Qauqal) datang dan bertanya kepada Rasulullah saw. dengan sebuah pertanyaan sederhana, “Ya Rasulullah saw, jika aku melaksanakan shalat yang fardhu, puasa yang wajib (puasa ramadhan), kemudian melakukan yang halal dan meninggalkan yang haram, apakah dengan hal tersebut dapat mengantarkanku ke surga?” Pertanyaan sederhana ini dijawab oleh Rasulullah saw. dengan jawaban sederhana, yaitu “ya”.
Hadits di atas secara dzahir menggambarkan “kesederhanaan” amalan yang dilakukannya sebagai seorang sahabat, yaitu hanya melaksanakan shalat dan puasa serta melakukan perbuatan yang dihalalkan dan meninggalkan perbuatan yang diharamkan. Dan ketika perbuatannya tersebut “ditanyakan” kepada Rasulullah saw., beliau pun tidak mematahkan “keterbatasan” yang dimiliki sahabat tersebut, namun justru menyemangatinya dengan membenarkan bahwa dengan hal sederhana tersebut insya Allah dapat membawa dirinya masuk ke dalam surga.
Itu artinya, Rasulullah saw dapat memahami bahwa tidak semua muslim memiliki kemampuan yang “lebih”, sehingga ia dapat maksimal melakukan berbagai aktivitas ibadah secara bersamaan sekaligus, seperti ibadah, jihad, tilawah, shaum, shadaqah, haji, birrul walidain dan sebagainya. Namun di antara kaum muslimin terdapat juga yang hanya memiliki kemampuan terbatas; hanya dapat mengimplementasikan Islam sebatas amaliyah fardhu, namun tetap menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Dan Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya (Al-Baqarah: 286).
Menghalalkan Yang Halal Dan Mengharamkan Yang Haram
Kesederhanaan amalan yang dilakukan seorang muslim hingga dapat membawanya ke dalam surga, dibingkai dengan bingkai “menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram”. Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram artinya bahwa dirinya atau keinginannya mengikuti apa yang dihalalkan oleh Allah swt. serta menjauhi apa yang diharamkan oleh Allah swt. Dan bukan atas dasar keinginan serta kemauan diri pribadinya (Al-Kahfi: 28).
Bahkan dalam hadits, Rasulullah saw. menegaskan bahwa hanya dengan melaksanakan kewajiban seperti shalat, puasa dan zakat saja, namun belum menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, itu semua belum cukup:
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw. bersabda, “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut?” Sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta.” Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan shalat, puasa dan zakat. Namun ia juga mencela (orang) ini, menuduh zina (orang) ini, memakan harta (orang) ini, menumpahkan darah dan memukul (orang) ini. Lalu diambillah kebaikannya untuk menutupi hal tersebut. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum terlunasi “perbuatannya” tersebut, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang menjadi korbannya) dan dilemparkan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke dalam api neraka (HR. Ahmad).
Banyak Jalan Menuju Surga
Sesungguhnya jika diperhatikan hadits-hadits Rasulullah saw. lainnya akan didapatkan bahwa banyak amalan sederhana yang jika dilakukan akan mengantarkan kita menjadi ahlul jannah, di antaranya adalah:
· Melaksanakan shalat subuh dan ashar. Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang shalat dua waktu dingin (subuh dan ashar), maka ia akan masuk surga (HR. Bukhari).
· Tauhidkan Allah dan melaksanakan ibadah fardhu. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa seorang Badui datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku satu amalan yang jika aku laksanakan dapat mengantarkanku ke dalam surga?” Beliau menjawab, “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya terhadap apapun, melaksanakan shalat fardhu, membayar zakat yang wajib serta melaksanakan puasa di bulan ramadhan.” (HR. Bukhari)
· Mentaati Rasulullah saw. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Semua umatku akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang mentaatiku masuk surga, dan siapa yang maksiat terhadapku (tidak mentaatiku) maka ia adalah yang enggan.” (HR. Bukhari)
· Beramal sosial. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang berpuasa hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah saw.” Kemudian beliau berkata, “Siapakah di antara kalian yang hari ini mengiringi jenazah?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah saw.” Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang telah memberikan makan pada orang miskin hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah saw.” Kemudian beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menjenguk saudaranya yang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah saw.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua hal di atas terkumpul dalam diri seseorang, melainkan ia akan masuk ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Kunci Surga adalah La Ilaha Ilallah
Pada hakikatnya, kunci surga itu adalah kalimat tauhid “Tiada Ilah selain Allah swt”. Sehingga seorang mu’min yang telah mengucapkan kalimat itu dan ia meyakini sepenuh hati atas segala konsekuensinya, maka ia berhak untuk masuk ke dalam surga Allah swt.
Dari Ubadah bin Al-Shamit r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwasanya Isa a.s. adalah hamba dan utusannya yang merupakan kalimat dan ruh yang ditiupkan pada Maryam, dan bahwasanya surga dan neraka adalah benar adanya, maka Allah swt. akan memasukkannya dalam surga sesuai amal perbuatannya (HR. Bukhari).
Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa seorang mukmin yang benar-benar beriman kepada Allah, berhak mendapatkan surga dari-Nya. Dan sekiranya ia melakukan perbuatan maksiat, maka ia tetap berhak mendapatkan surga namun setelah dosa-dosanya dihapuskan dalam neraka.
Celaan Terhadap Orang Yang Mengikuti Hawa Nafsu
Penyebab seseorang melakukan satu perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah. adalah karena mengikuti hawa nafsunya. Oleh karenanya dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. pernah mengatakan, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (syariat Allah swt.).” Dalam Alquran Allah memberikan perumpamaan yang amat hina bagi orang yang mengikuti hawa nafsunya: seperti anjing. (Al-A’raf: 176)
Mengikuti hawa nafsu ini dapat menjadikan seseorang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Ini kebalikan dari pesan yang tersurat dari hadits di atas. Oleh karenanya, salah satu bentuk “menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram” adalah dengan membuang jauh-jauh hawa nafsu yang cenderung mengajak pada kemaksiatan pada Allah swt. Dan insya Allah, hal ini akan dapat menjadikan kita termasuk calon penghuni surga.
Hikmah Tarbawiyah
Bagi seorang mukmin yang senantiasa mengharap ridha Allah swt. ketika membaca sebuah hadits, ia akan berupaya untuk mentadaburi hadits tersebut sehingga memberikan bekal dalam perjalanan panjangnya. Di antara hikmah yang dapat dipetik dari hadits di atas adalah:
  1. Bahwa kesederhanaan dalam beramal, disertai ketulusan dan keikhlasan untuk senantiasa berpijak pada syariat Allah, insya Allah akan mengantarkan seseorang pada surga Allah swt.
  2. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memiliki “prestasi” yang menonjol dalam amalan ukhrawi, sehingga tidak baik bagi seorang dai untuk ‘memaksakan’ suatu amaliyah tertentu pada obyek dakwahnya yang tidak sanggup mengembannya. Namun bukan berarti bahwa setiap orang harus dinilai berdasarkan ‘pengakuan’ dan ‘keinginannya’ saja. Karena manusia jika tidak dipacu untuk maju, akan sukar baginya untuk maju.
  3. Bahwa dalam muamalah, Islam memberikan kebebasan mutlak untuk melakukan inovasi amal, selama tidak ada dalil yang melarang satu perbuatan tertentu. Apakah di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, seni, budaya, dan lain sebagainya. Namun semua hal ini tetap harus dalam ‘frame’ untuk menegakkan kalimatullah di muka bumi ini, serta harus diproteksi dengan sistem yang dapat menjaganya dari kekeliruan dan potensi penyelewengan. Hal ini berbeda dengan masalah ibadah, yang tidak boleh dilakukan kecuali adanya dalil yang memerintahkannya.
  4. Seorang dai haruslah bersikap bijaksana dan senantiasa memotivasi objek dakwahnya untuk beramal, kendatipun kecilnya amalan tersebut. Karena dengan adanya motivasi, seseorang akan terus tergerak untuk beramal yang lebih baik dan baik lagi. Sikap ini tergambar dari jawaban Rasulullah saw. dalam hadits di atas.
  5. Sebuah cita-cita yang besar demi kemaslahatan umat, tidaklah bisa dijadikan satu alasan untuk meninggalkan perkara-perkara yang kecil. Hadits Abu Bakar Al-Siddiq di atas menggambarkan kepada kita, betapa perhatiannya Abu Bakar terhadap masalah kecil, seperti menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memberi makan orang miskin, dan sebagainya. Padahal beliau merupakan sahabat yang paling besar andilnya dalam mensukseskan dakwah pada masanya. Sehingga jangan sampai karena alasan cita-cita yang besar, seorang dai mengabaikan amaliyah-amaliyah kecil.
  6. Dalam beberapa hadits, shalat dan puasa selalu disebutkan sebagai amalan yang dapat memasukkan seseorang ke dalam surga. Hal ini menunjukkan ‘pentingnya’ peranan shalat dan puasa. Sehingga tiada alasan bagi seseorang mengabaikan kedua ibadah ini dalam kondisi apapun juga.
  7. Penyebutan shalat dan puasa yang berulang-ulang, sekaligus menunjukkan bahwa sesungguhnya shalat dan puasa memiliki implikasi positif dalam diri siapapun yang mengamalkannya. Shalat dan puasa bukanlah sebuah ritual yang ‘wajib’ dilaksanakan dan setelah itu sudah. Namun shalat dan puasa adalah ibarat pondasi dasar dan pagar yang dapat membentengi iman dari kerusakan dan kehancuran

kejujuran itu penting


Alkisah di sebuah kerajaan, seorang Raja memanggil ke 3 putranya, ia mengatakan kepada ketiga putranya bahwa ia akan segera mewariskan tahtanya, namun ia ingin ketiga putranya membuktikan terlebih dahulu kepadanya bahwa mereka mampu untuk memimpin negaranya...
"Pergilah kalian ke daerah yang sudah aku tentukan, lalu bawalah benih ini untuk kalian tanam, setelah 1 tahun kedepan tolong sampaikan hasilnya kepadaku, mereka yang paling memuaskan hasilnya akan kujadikan penggantiku"
Akhirnya ketiga putra raja tersebut segera menuju daerah yang sudah di perintahkan oleh sang Raja, lalu setahun kemudian kembalilah ketiganya dengan membawa hasil panen buah-buahan yang melimpah.
"Bagaimana hai putra sulungku apakah hasilnya?"
Dengan bangganya sang putra sulung menyampaikan sebuah kereta penuh buah, " ini ayahanda, hasil dari usaha hamba, dari benih yang ayahanda berikan"
Tak lama kemudian putra keduapun menyampaikan berkotak-kotak buah dengan senyum penuh kemenangan, " lihatlah ayah, ini buah-buahku lebih besar dan ranum".
Tibalah dengan si bungsu, wajahnya nampak penuh ketakutan , sang Raja bertanya,"Mana hasilmu hai putraku?"
"Maafkan putramu ini wahai ayah, benih-benih yang ayahanda berikan sudah kucoba kutanam dan kuberi pupuk, namun entah kenapa tidak tumbuh, hamba sudah berusaha namun ternyata tidak tumbuh bahkan tunaspun tidak, ampuni anakmu yang telah gagal ini.."
Sang Raja tesenyum,"Tidak, sesungguhnya kamulah yang pantas menjadi raja, karena seharusnya benih-benih tersebut tidak akan tumbuh karena aku telah merebusnya terlebih dahulu, karena kejujuranmu maka engakulah yang layak untuk menggantikanku"

Sebuah pelajaran kejujuran yang seharusnya menyertai kita, menyertai langkah kehidupan kita, sehingga yakinlah bahwa ketidak jujuran akan membawa kita kepada kegagalan..
AddThis

Senin, 17 September 2012

Dunia Gelap Malaikatku



Rumah kontrakanku ini tampak lapang sekali dan juga tenang, hal itu karena empat orang teman sekontrakanku yang lain sejak pagi tadi sudah melangkahkan kakinya ke fakultas masing-masing. Teriknya matahari membuat aku enggan beranjak ke luar rumah dan akhirnya aku putuskan untuk mengeram saja di sini, lagipula hari ini tidak ada jadwal kuliah sama sekali.
Datanglah aku menuju kulkas di dapur dan menjemput segelas jus jeruk dingin kesukaanku. Baru saja hendak kuraih gelas tinggi nan menggoda itu, tiba-tiba dari arah belakang mulutku dibekap seseorang dengan tangan besarnya yang aku perkirakan milik lelaki. Jantungku berdetak cepat sekali, sama cepatnya seperti saat aku naik wahana 'halilintar' di Dufan.
"Denger ya, gue ga akan melukai lo. Jadi lo ga perlu takut, apalagi sampai teriak, key?" ujarnya dengan sedikit berbisik berusaha meyakinkan aku.
Walau masih galau, aku mengangguk saja berkali-kali. Setelah itu mulutku tak lagi dibekapnya dan secara otomatis tubuhku pun menjauh darinya. Rasa takutku perlahan lenyap, tapi tidak dengan rasa penasaranku. Aku ingin tahu siapa orang yang telah masuk sembarangan ke kontrakanku ini, maka kuputarlah tubuhku dengan segera menghadapnya, lalu menatap wajahnya. Namun seketika itu pula jantungku kembali berdetak bahkan lebih hebat daripada sebelumnya, tubuhku pun rasanya lemas sekali. Aku terkejut bukan main, namun sebisa mungkin kututupi rasa itu darinya.
Ya Tuhan! Lelaki yang kucari selama ini, sekarang ada di hadapanku, pantas suaranya terdengar tak asing tadi. Jeritku dalam hati.
Laskar Adyamada, itulah nama lengkapnya. Orang-orang memanggilnya Adya, namun aku lebih suka memanggilnya Mada. Teman dekat masa kecilku ini menghilang sudah lebih dari lima tahun lamanya. Setelah kami lulus SMP, ia dan keluarganya pindah tanpa kutahu ke tanah mana, nomor ponselnya pun tak lagi bisa kuhubungi.
Tak kusangka perjumpaan yang senantiasa kunantikan ini membuat kata-kata yang sekian juta banyaknya tak satu pun dapat kusebut, pertanyaan-pertanyaan yang kusimpan selama ini untuknya pun kini tercecer entah di mana. Bagai bisu aku hanya terdiam, sambil terus memandangi manusia berwajah sangar di hadapanku ini.
Penampilannya urakan, rambutnya yang ikal dibiarkan panjang menjuntai sampai ke bahu, warnanya kekuningan dan bau sengatan matahari. Bulatan matanya hitam besar dan sorotnya tajam, saat terbuka nyaris tak pernah lebih kecil dari mata orang yang melotot. Senyumnya pun langka, tak ingin memamerkan giginya yang tak rapi jawabnya dulu ketika kutanya alasan mengapa dia enggan tersenyum. Tubuhnya tinggi lagi kekar, bagai olahragawan otot-ototnya jelas terbentuk. Senasib dengan rambut ikalnya, kulitnya pun tersiksa panas matahari hingga jauh lebih gelap dari yang dulu. Saat berbicara logat Bataknya lantang menantang, menciutkan nyali banyak orang yang mendengarnya.
Walau kata banyak orang ia bertampang penjahat, bagiku ia malaikat. Wajah jahatnya sangat bertolak belakang dengan hatinya yang luar biasa baik. Sifat-sifatnya yang bagai malaikat mampu memotifasiku sedemikian rupa untuk selalu berbuat baik, walau tidak sesempurna dia.
Setelah belasan tahun mengenalnya, aku simpulkan bahwa berbuat baik adalah hobinya. Malaikatku ini hobi sekali sembunyi-sembunyi atau kabur jauh setelah memberikan sedekahnya pada orang-orang jalanan. Seringkali sedekahnya itu tak berupa uang, melainkan paket makan siang yang dibelinya di restoran cepat saji dekat sekolah kami. Soft drink yang sebenarnya sepaket dengan makan siang itu digantinya dengan sekotak susu sapi segar siap minum, mungkin agar lebih sehat. Paket makan siang itu jumlahnya belasan dan kalau dikira-kira harga sepaketnya sebanding dengan harga selembar tiket nonton bioskop twenty-one.
Pada orang lain yang tak dikenal saja Mada senantiasa menyebar kebaikan, apalagi kepadaku dan kepada ratusan teman-temannya yang lain. Ia adalah pendengar yang baik, jujur dan pandai menjaga rahasia, dan aku paling merasa takjub saat di wajahnya tercermin kerendahan dan ketulusan hati yang begitu dalam. Ekspresi itu selalu dapat kutangkap segera setelah ia berhasil membantu kesulitan orang-orang di sekitarnya, saat itu sama sekali tidak terbersit kesombongan di wajahnya, yang ada hanya kepuasan. Pokoknya bagiku ia adalah malaikat.
Terus saja aku mengaguminya, sampai guncangan lumayan hebat mendera kedua pundakku. Seketika itu pula kesadaranku kembali utuh dan mengusir jauh dunia lamunanku tadi.
“Tolong sembunyiin gue, jangan bilang siapa-siapa ya kalau gue ada di sini, please!“
Perhatianku tertuju pada dompet berisi berlapis-lapis uang lima puluh ribuan dan seratus ribuan yang ujung-ujungnya menyembul ke luar sedikit. Dompet tebal itu kini dipegangnya, padahal jelas sekali itu dompet perempuan karena coraknya bunga-bunga dan warnanya merah muda.
Ya Tuhan! Mungkin benda itulah yang menyebabkan ia dikejar-kejar warga. Terkaku dalam hati.
Orang di hadapanku ini belum sepatah kata pun mendengar suaraku, bahkan telingaku pun belum. Karena sejak tadi hanya hatiku saja yang gaduh, sibuk berteriak dan menjerit-jerit, sedangkan mulutku bungkam.
Suara ribut-ribut terdengar mengiringi bunyi ketukan di pintu depan, memecahkan suasana hening yang tercipta dengan sendirinya sejak tadi. Bak orang yang tergesa, ketukannya terdengar kencang dan berulang-ulang.
Saat ini baru pertama kali aku melihat wajahnya yang ketakutan, walau terlihat samar aku pastikan bahwa yang kuyakinkan ini benar.
“Hey, ayolah gue mohon banget sama lo, orang-orang itu pasti lagi nyari gue dan gue gak mau mati sekarang, so please sembunyiin gue!“ permohonannya kali ini terdengar lebih panik dibanding sebelumnya.
Aku menjauh darinya dan dengan gamang melangkah menuju pintu depan. Setelah pintunya kubuka, di hadapanku berdiri belasan laki-laki dengan peluh membanjiri sekujur tubuhnya, penampilannya tak jauh berbeda dengan Mada waktu pertama kali aku melihatnya tadi.
“Misi Mbak, kami semua sedang mengejar seorang pencopet yang setahun belakangan ini meresahkan warga sekitar, namun tadi kami kehilangan jejaknya. Tampangnya serem, ya standar tampang copetlah, rambutnya gondrong segini“ ujar lelaki paruh baya yang mewakili gerombolan warga ini terengah-engah, sambil jari telunjuknya digoreskan di bahunya “Apa Mbak pernah melihatnya atau mungkin dia ada di dalam?“
Lama aku terdiam, bergulat dengan nurani sendiri. Hingga pada akhirnya tanpa kusangka, kepalaku menggeleng dan bibirku meluncurkan kata-kata yang begitu meyakinkan “Maaf, tapi saya gak pernah melihatnya, Mas boleh periksa ke dalam kalau Mas yakin dia ada di dalam!“
Untungnya hal itu tidak mereka lakukan. Lelaki paruh baya itu hanya melemparkan pandangannya ke dalam sebentar, lalu mengajak kawan-kawannya untuk pergi menjauhi kediamanku.
“Ya udah deh kalau memang gak ada, kami akan cari di tempat lain“
“Oh iya Pak!“
Setelah itu mereka pun berangsur-angsur pergi meninggalkanku bersama seseorang yang sebenarnya sedang mereka cari. Tak pernah aku membohongi orang sebanyak tadi dan melakukan hal yang bertentangan dengan hati kecilku.
Ya Tuhan! Ampuni aku. Pintaku dalam hati.
Setelah gerombolan tadi benar-benar pergi jauh, lelaki yang sejak awal kuanggap Mada ini pun keluar dari tempat persembunyiannya. Untuk memastikan apa ia sudah aman, ia pun mengintip sebentar keadaan di luar dari jendela di sisi kiri pintu depan.
”Thanks ya atas bantuannya”
Hanya itu yang ia ucapkan lalu bergegas membawa dirinya ke luar dari kontrakkanku ini. Baru selangkah kakinya melewati ambang pintu depan, aku memanggilnya.
”Kamu Mada?”
Itulah pertanyaan yang pertama kali kusuguhkan kepadanya dan langkahnya pun jadi terhenti. Setelah sejak tadi hanya terdiam, akhirnya aku memecahkan keheningan dengan suaraku sendiri.
Badan kekarnya dibalikkan agar menghadap ke arahku.
”Sekali lagi thanks ya Nona Yava”
Setelah mulutnya tertutup rapat, senyum langkanya pun mengembang dan tertuju kepadaku, kemudian pergi berlari menapaki aspal-aspal panas yang tersiram terik matahari tengah hari.
Begitulah cara ia memuaskan rasa ingin tahuku. Sejak Mada paham artinya ’nona’, ia selalu membubuhi kata itu di depan nama panggilanku. Hanya ia yang iseng memanggilku begitu. Karena itulah hatiku yakin dia pasti Mada, tidak mungkin tidak.
Angin berhembus perlahan, menghantarkan terik matahari menyapa tubuhku yang kaku mematung. Sementara itu air mataku mengalir deras dalam hati, menangisi malaikatku yang entah sejak kapan menjadi gelap dunianya.